Apresiasi Strategi DPPKB Kutim Cegah Pernikahan Dini dan Stunting

by -60 Views

BeritaExpress.com] SANGATTA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) meluncurkan program Advokasi Promosi dan Edukasi pada Remaja dan Anak Sekolah tentang Pencegahan Pernikahan Dini (APRESIASI) pada Senin (18/11/2024). Program ini diinisiasi oleh Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Ani Saidah, sebagai respons terhadap tingginya angka pernikahan dini dan dampaknya terhadap stunting di Kutim.“Program ini bertujuan untuk memberikan pembinaan langsung kepada remaja, baik yang masih bersekolah maupun mereka yang putus sekolah,” ujar Ani. Ia menekankan bahwa edukasi pranikah sangat mendesak dilakukan untuk mencegah dampak sosial dan kesehatan dari pernikahan dini.APRESIASI dirancang dalam tiga tahap: jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada tahap awal, selama 60 hari pertama, program ini fokus pada edukasi di dua kecamatan dan menggelar kompetisi video edukasi bagi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Tahap menengah akan melibatkan seluruh kecamatan di Kutim selama satu tahun, sementara target jangka panjang adalah menurunkan angka stunting di bawah 14 persen sebelum 2026.Ani menjelaskan bahwa program ini tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kapasitas kader dan petugas lapangan KB melalui pelatihan intensif. Edukasi yang diberikan diharapkan mampu mengubah pola pikir masyarakat terkait pernikahan dini dan meningkatkan pemahaman tentang pengasuhan di 1000 Hari Pertama Kehidupan.“Pernikahan dini bukan hanya soal usia, tetapi juga kesiapan mental, sosial, dan ekonomi. Hal ini berdampak langsung pada kualitas generasi mendatang,” tegasnya.Salah satu tantangan utama adalah rendahnya pemahaman masyarakat terkait pengasuhan dini dan kontrasepsi. Untuk itu, APRESIASI mengusung strategi komunikasi intensif, melibatkan pemangku kepentingan, lintas sektor, serta komunitas remaja seperti PIK-R dan Duta Genre. Edukasi berbasis komunitas menjadi salah satu pendekatan utama untuk mengatasi persoalan ini.Peluncuran APRESIASI menjadi tonggak penting dalam upaya Kutim mencegah pernikahan dini sekaligus menurunkan angka stunting. Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan masyarakat, program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata. “Ini bukan sekadar angka, tetapi masa depan generasi muda kita,” tutup Ani optimis. (Arn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.