BeritaExpress.com] SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengambil langkah strategis dalam menekan kasus tuberkulosis (TBC) melalui inovasi pelayanan kesehatan. Langkah ini diambil setelah melakukan studi tiru ke Dinkes Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu.”Setelah kami mengamati apa yang diterapkan di Kota Padang Panjang, kami mencoba mengadopsi dan menyesuaikannya dengan kondisi di Kutai Timur,” ujar Kepala Dinkes Kutim, dr. Bahrani Hasanal belum lama iniBahrani menyebut bahwa luasnya wilayah Kutim dengan akses antarwilayah yang berjauhan menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan layanan kesehatan. Dengan 21 puskesmas yang tersebar, jarak antar fasilitas sering kali memakan waktu tempuh berjam-jam, sehingga inovasi teknologi menjadi solusi utama.Saat ini, Kutai Timur telah memiliki Tes Cepat Molekuler (TCM) yang tersebar di empat puskesmas dan satu rumah sakit. Teknologi TCM memungkinkan deteksi cepat penyakit menular seperti TBC, yang masih menjadi salah satu fokus utama Dinkes Kutim. Pada tahun 2023, Kutim mencatat angka kasus TBC sebesar 60,1 persen dengan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 87,6 persen.”Teknologi TCM sangat membantu kami dalam mendeteksi TBC dengan cepat. Ke depan, kami berencana menambah layanan teknologi PCR dan rontgen (X-Ray) agar deteksi penyakit lebih akurat dan detail,” jelas Bahrani.Ia menambahkan bahwa rencana pengadaan teknologi baru ini bertujuan untuk mempercepat proses deteksi dan pengobatan, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Dengan inovasi ini, pihaknya berharap dapat menurunkan angka kasus TBC secara signifikan menuju eliminasi sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan.”Kami optimis dengan program inovatif ini, Kutim mampu mengurangi kasus TBC dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di wilayah terpencil. Ini adalah langkah penting menuju pemerataan akses layanan kesehatan,” pungkasnya. (Arn)
Comment
No More Posts Available.
No more pages to load.